Mata Najwa |
Malam itu seperti biasa, Kanda Fajar menghabiskan waktu dengan bikin tugas kuliah ditemani streaming-an The Comment sebagai back sound. Semua berjalan biasa saja. Otak capek mikir, semangat mulai menurun dan perut yang keroncongan.
Di situasi kayak gitu, obat paling mujarab adalah buka social media. Buka Instagram udah, buka Facebook udah. Sekarang giliran Twitter yang harus dibuka. Begitu buka aplikasinya, tweet pertama yang Kanda Fajar liat isinya begini "Di dalam kamar sel Setya Novanto ditemukan parfum wanita merek 'Victoria's Secret Body Mist' seri Pure Seduction."
Wow. Ini menarik sekali. Ada pria paruh baya yang pakai parfumnya eksekutif muda usia 25-30 tahunan. Pernah makan uang hasil jerih payah rakyat lagi.Di dalam kamar sel Setya Novanto ditemukan parfum wanita merek 'Victoria's Secret Body Mist' seri Pure Seduction. #MataNajwaPuraPuraPenjara— Mata Najwa (@MataNajwa) July 25, 2018
Tweet ini meningkatkan keingintahuan Kanda Fajar. Sangat jarang ada media yang mengangkat topik soal lapas dan tetek bengeknya. Kalau di film, situasi lapas itu keras, banyak berantemnya. Polisi tetap ada kalau kalau keributan makin besar, tapi almost all of the time, penghuni lapas bisa sampe bunuh-bunuhan. Semua pada saling membuktikan diri jadi yang terkuat. Apakah hal ini juga yang terjadi di Indonesia?
Sepertinya tidak. Di film-film Hollywood, lapas menganut asas hukum alam: siapa yang terkuat dialah yang jadi penguasa. Sedangkan di Indonesia, atau lebih tepatnya di lapas Suka Miskin, siapa yang kaya dialah yang berkuasa.
Money equals power. Pernyataan Kanda Fajar diatas emang agak keras, tapi menurut pendapat pribadi, kalimat tadi udah amat menggambarkan bagaimana kita, orang Indonesia sudah menjadi hamba uang.
Sel tempat pelaku pidana umum terlihat sempit dan tidak terawat. Bahkan, toilet aja engga ada. Bandingkan dengan sel para tahanan korupsi. Mereka punya laptop dan printer. Mereka bisa olahraga dalam kamar, bisa nonton TV kalau bosan. Dan satu lagi yang penting, mereka punya toilet dalam kamar!
Punya toilet sendiri ini mungkin cuma impian buat tahanan pidana umum. Sedangkan buat tahanan tipikor, toilet cuma fasilitas dasar.
Kita semua engga akan pernah tau semua itu tanpa Mbak Najwa dengan team Mata Najwa yang rela blusukan keluar masuk lapas.
Lapas Suka Miskin > Kamar Kos Anak Kuliahan?
Salah satu yang menarik dari sidak kemarin adalah bagaimana netizwn yang rata-rata masih milenial, merespon kasus ini. Kalau dibaca-baca, cukup banyak tweet yang isinya curhatan anak kos! Mereka kebanyakan iri sama fasilitas kamar para tahanan korupsi.
Ukuran boleh kecil tapi fasilitas bisa diadu dengan kosan anak kuliahan yang harganya 600 ribuan per bulan.
Kanda Fajar mengamini hal ini. Kosan Kanda Fajar yang berlokasi di Cikoko, ukurannya 11-12 sama kamar Bapak OC Kaligis. Bedanya, kosan Kanda Fajar toiletnya diluar, jadi terlihat lebih luas. Tapi kalau ngomongin fasilitas, bedanya kayak bumi dan langit. Bapak OC Kaligis punya laptop, printer, speaker, tablet dll. Kalau di kamar Kanda Fajar, benda paling berharga ya laptop Asus sama HP tok.
Padahal kan, Kanda Fajar adalah penerus bangsa, bukan pemakan uang rakyat. Kenapa engga disamain aja ya? Emang siapa yang lebih penting, sih, koruptor apa mahasiswa??
In Mbak Najwa We Trust
Indonesia butuh orang-orang seperti Mbak Najwa. Orang-orang yang berani bilang salah kalau salah. Orang yang bertanggung jawab sama omongannya. Orang yang selalu riset sebelum bertanya.
Mungkin karena latar belakang jurnalisnya, Mbak Najwa terbiasa melakukan cross check data. Dirinya jadi bisa mencium bau-bau tipu muslihat saat respondennya pura-pura.
Itu terlihat pas inspeksi kamar Setya Novanto. Mau ditutupin kayak gimana juga, insting Mbak Najwa masih terlalu tajam buat ditipu. Terbukti karena beberapa menit setelahnya, kamar tadi terbukti bukan kamar asli Setya Novanto.
Indonesia butuh orang-orang kayak mbak Najwa, jurnalis yang berpegang teguh dengan kebenaran dan idealismenya. Mbak Najwa tidak melekat pada stasiun TV, tapi TV lah yang berlomba-lomba mau melekat ke Mbak Najwa dan program besutannya, Mata Najwa.
Maju terus Mbak Najwa. Don't be afraid to speak up the truth coz we, milenials, will get your back, always.